MAHASISWA KKN DESA KARANGREJO MENGUBAH URINE SAPI MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR.
Para peternak sapi, biasanya memelih’ara hewan tersebut hanya untuk dijual saja, baik yang masih muda maupun yang sudah dewasa untuk dikonsumsi. Padahal selain dimakan dagingnya, ada manfaat lainnya yang bisa dimanfaatkan dari sapi, yaitu urinenya yang bisa dimanfaatkan untuk pupuk organik, namun kebanyakan para peternak sapi urine sapi dibuang begitu saja.
Padahal urine sapi dapat jika urine sapi dapat diolah menjadi pupuk organik cair mempunyai nilai ekonomis yang tinggi sealin mempunyai nilai ekonomis yang tinggi pupuk organik cair urine sapi juga dapat meningkatkan tingkat kesuburan tanah dan tanaman.
Hal ini lah yang mendorong mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Negeri Malang di desa Karangrejo, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung, yang diketuai oleh Mohammad Pebrianto mengadakan pelatihan cara mengolah pupuk organik cair dari urine sapi kepada kelompok tani di desa tersebut.
“Diadakannya pelatihan ini berawal dari observasi saya dan teman-teman sebelum mengadakan KKN di desa tersebut, melihat banyak para petani masih menggunakan pupuk kimia dalam bercocok tanam di sawah padahal jika terus menerus menggunakan pupuk kimia unsur hara yang ada di tanah akan rusak. Selain itu, saya juga observasi ke para pertenak sapi diri situ saya melihat para peternak sapi tidak memanfaatkan urine sapinya, padahal jika dioalah menjadi pupuk organik cair harga 1 liternya 35.000 rupiah dan juga baik untuk tanah serta tanaman”. 21/Mei/2018.
Setelah mendapatkan hasil observasi Pebrianto, Irene, dan Luki menyari ahli dibidang pengolahan kotoran hewan sebagai pemateri sekaligus memberikan pelatihan kepada kelompok tani serta para peternak sapi di desa Karangrejo. Setelah mendapatkan pemateri yaitu bapak Suprapto dari desa Bendungan kecamatan Gondang, kabupaten Tulungagung, pebrianto, Irene dan Luki mengadakan pelatihan pembuatan pupuk organik cair dari urine sapi yang ramah lingkungan dan tidak kalah dengan pabrikan pada tanggal 31 mei 2018.
Bapak Suprapto, menjelaskan sekilas manfaat sebelum pelaksanaan pelatihan pembuatan pupuk organik cair tersebut. Bapak Suprapto juga menjelaskan bahan-bahan yang digunakan dalam membuat pupuk organik cair dari urine sapi tersebut. Bahan yang digunakan yaitu 5 liter urine sapi, setengah botol cairan effective microorganism (EM) 4, empon-empon ( kunir, kencur, jahe dan laos) yang sudah di haluskan dan tetes. EM4 merupakan campuran beberapa mikroorganisme hidup yang menguntungkan bagi proses penyerapan unsur hara dalam tanah.
Cara membuatnya, urine sapi yang sudah dicampur dengan EM4, empon-empon dan tetes yang sudah dicairkan dituangkan dalam jerigen berkapasitas 5 liter. Bahan yang sudah tercampur itu kemudian diaduk dengan rata dan diberi alat airator.
Setelah itu didiamkan di tempat teduh selama 21 hari. Sesekali jerigen dibuka untuk membuang gas fermentasi. Setelah itu pupuk cair organik dari urine sapi sudah bisa digunakan.
“Pemakaiannya, dengan mencampurkan 1 liter larutan urine sapi yang sudah diolah itu dengan air 10 liter. Setelah itu bisa disemprotkan ke tanaman,” paparnya bapak Suprapto.
Dari laporan bapak Suprapto yang sudah mencoba pupuk cair organik dari urine sapi itu pada tanaman cabai yang keriting, menunjukkan tanaman cabai itu terlibat subur dalam waktu 7 hari. Ini menunjukkan pupuk cair ini sangat bagus untuk tanaman serta kesuburan tanah. Termasuk diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian.
“Bukan itu saja. Yang jelas dengan pupuk cair organik dari urine sapi ini juga dapat menambah penghasilan warga,” ungkapnya.
Bapak Suratno, selaku ketua kelompok petani dusun Pakuncen desa Karangrejo menambahkan, karena pembuatan olahan pupuk organik cair dari urine sapi ini cukup mudah dan dapat dipraktikan sendiri di rumah tanpa memerlukan teknologi dan modal yang mahal. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas petani.