Desa KarangrejoKec. Karangrejo - Kab. Tulungagung

Wujudkan Go Green, Mahasiswa KKN UM di Desa Karangrejo Kembangkan Hidroponik dari Barang Bekas

https://oknews.co.id/wujudkan-go-green-mahasiswa-kkn-um-kembangkan-hidroponik-dari-barang-bekas/Sebanyak 29 mahasiswa Universitas Negeri Malang angkatan 2015 tergabung dalam satu kelompok yang ditugaskan untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) di desa Karangrejo kecamatan Karangrejo kabupaten Tulungagung. 29 mahasiswa yang terdiri dari berbagai jurusan ini mengemban tugas yang sama yaitu mengamalkan ilmu ilmu yang trlah diperoleh di bangku perkuliahan. Mereka memilih salah satu jenis KKN yang telah disediakan pihan Universitas Negeri Malang ( UM ) yaitu KKN pulang kampung.
“Kami memilih KKN pulang kampung agar kita bisa lebih mengembangkan tempat kelahiran kita yaitu Tulungagung. Selain itu agar kami mendapatkan pengalaman dari hidup bermasyarakat” ujar Pebrianto selaku Koordinator Desa Mahasiswa KKN.
Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang (UM) 2018 desa Karangrejo kabupaten Tulungagung mulai melakukan kegiatan pada tanggal 19 Mei 2018. Sepanjang kegiatan KKN berlangsung ada beberapa permasalahan yang menarik perhatian kami sebagai mahasiswa yang melakukan KKN diantaranya terkait suhu udara yang lumayan panas, kemudiam kurangnya tanaman yang ditanam di lingkungan sekitar.
“Suhu udara di desa Karangrejo dari hari ke hari semakin panas. Itu dipicu karena kurangnya penanaman tumbuhan dan banyaknya kendaraan bermotor yang mengandung karbon monoksida sehingga kandungan oksigen di udara semakin berkurang.” ujar Nia selaku mahasiswa KKN di desa Karangrejo.
Dari permasalahan tersebut tercetuslah ide dari teman teman mahasiswa KKN di desa Karangrejo untuk mengembangkan budidaya hidroponik di desa Karangrejo ini. Hidroponik sendiri mempunyai banyak sekali manfaat diantaranya menyejukkan udara lingkungan sekitar kemudian juga mempercantik lingkungan karena hidroponik sendiri bisa didesain secantik mungkin penataan nya karena tidak ditanam ditanah melainkan di wadah dan menggunakan media air.
“ Pengembangan Hidroponik ini juga bisa dijadikan sebagai sumber ekonomi masyarakat sekitar karena tanaman yang di tanan di hidroponik.memiliki nilai jual yang tinggi. Jadi pelatihan ini sangatlah bermanfaat bagi warga desa Karamgrejo “ tambah Pebrianto selaku Koordinator Desa Mahasiswa KKN.
Keunggulan lain dari hidroponik yang di cetuskan mahasiswa KKN di desa Karangrejo ini adalah dari segi alat alatnya. Kebanyakan hidroponik itu menggunakan media berupa pipa. Sedangkan hidroponik yang akan dikembangkan di desa Karangrejo ini menggunakan barang barang bekas, Misalnya untuk wadah tanamannya bisa menggunakan gelas plastik air mineral bekas. Kemudian untuk sterofoamnya bisa menggunakan sterofoam bekas buah, yang biasanya sering dijumpai di tempat penjualan buah. Untuk media semai dan tanamnya itu menggunakan cocopeat. Cocopeat merupakan sabut-sabut kelapa yang dihaluskan dengan cara di giling dengan mesin penggiling. Hal ini memanfaatkan sabut-sabut kelapa biasanya oleh masyarakat dibuang sembarangan dan hanya diambil kelapanya saja. Pemilihan alat-alat dari barang bekas bertujuan untuk memudahkan mengembangkan hidroponik itu sendiri. Ketika alat dan bahan yang digunakan mudah didapatkan maka akan lebih mudah diterapkan. Selain itu juga untuk mengurangi sampah yang ada disekitar desa Karangrejo. Jadi pemberian pengembangan hidroponik ini sendiri tidak hanya fokus pada menanam saja tapi juga mengurangi sampah di lingkungan sekitar desa Karangrejo dengan cara menggunakan barang bekas
Program kerja Hidroponik ini merupakan latihan bercocok tanam tanpa tanah tetapi menggunakan media air dan didukung oleh kebutuhan nutrisi tanaman. Media pendukung lainnya yaitu menggunakan sembilan sterofoam dimana setiap foam terdiri dari 9 lubang yang nantinya digunakan untuk bercocok tanam. Jenis tanaman yang digunakan adalah sayuran seperti sawi, bayam, dan kangkung.
Bertempat di yayasan TK Sabilillah pada hari Rabu (13/06) pelatihan hidroponik tersebut diikuti oleh 25 warga sekitar desa Karangrejo. Warga sekitar tersebut merupakan wali murid dan anaknya yang bersekolah di TK Sabilillah. Antusias peserta terlihat ketika diberi materi tentang hidroponik mulai dari sosialisasi singkat terkait hidroponik, kemudian dilanjutkan dengan praktik secara langsung bersama . Praktik meliputi cara menyemai benih, cara pemberian kebutuhan nutrisi tumbuhan, cara merawat sampai tanaman bisa dikatakan panen sehingga diharapkan peserta lebih paham.
Pelatihan hidroponik ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mewadahi keterampilan masyarakat dalam membudidayakan tanaman non pestisida. Selain itu, melalui program ini diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan lahan kosong untuk berhidropoik sebagai sarana penghijauan dengan memanfaatkan barang bekas sehingga mampu mewujudkan desa Karangrejo yang asri dan sejuk.
Bapak Darmono salah satu peserta yang mengikuti pelatihan ini mengatakan bahwa hidroponik ini sangat menarik mengingat sekarang banyaknya sayuran menggunakan pestisida dan barang bekas yang menjadi sampah bisa terminimalisir.
“Dengan adanya program kerja pelatihan hidroponik ini diharapkan menjadi program yang bisa menambah wawasan dan nantinya dapat ditindak lanjuti oleh masyarakat desa Karangrejo” ungkap pak Arifin selaku pemilik sekaligus kepala yayasan TK Sabillilah.
“ Saya sangat berterimakasih kepada mahasiswa KKN di desa Karangrejo ini karena telah memberikan pelatihan ini, karena dengan adanya pelatihan ini akan membuka wawasan baru bagi masyarakat sekitar desa Karangrejo.Harapannya mahasiswa KKN selama masih bertugas untuk senantiasa mendampingi dalam pembudidayaan hidroponik ini agar mendapatkan hasil yang maksimal “ tambah pak Arifin